baca dan artikan saja dengan bebas, karena anda adalah raja di blog ini. Kalau anda mempunyai pendapat sampaikan saja, dan ingat bahwa anda tidak harus setuju dengan tulisan-tulisan saya, pendapat yang berbeda justru akan memperluas wawasan saya. Terakhir tentu saja saya harus berterima kasih atas kunjungan anda di blog ini....

Indonesia : Bangsa Gila Kerja

Seluruh dunia mengatakan Jepang maju karena memilik etos kerja yang tinggi. Bahkan bisa dikatakan bangsa Jepang adalah bangsa gila kerja. Masyarakat Jepang menganggap semakin banyak waktu yang digunakan untuk kerja akan ekuivalen dengan hasil yang akan diraih. Mereka selalu berjalan cepat-cepat karena tidak ingin membuang waktu kerja mereka. Dan hasilnya Jepang adalah satu bangsa termaju di dunia.

Tapi tahukah anda bahwa orang-orang Indonesia lebih gila kerja daripada orang Jepang? Bahkan kita adalah bangsa yang tidak mengenal kata istirahat. Seluruh hidup adalah kerja, begitulah etos kerja bangsa kita. Lihatlah bagaimana bapak Da'i Bachtiar masih bersedia mengabdi menjadi dubes kita untuk Malaysia setelah pensiun dari Kapolri. Begitu juga mantan kapolri sebelumnya bapak Bambang Hendarso Danuri setelah pensiun dari polisi mengabdi menjadi komisaris PT.KAI. Bahkan yang lebih fenomenal adalah bapak George Toisutta, beliau yang sebentar lagi pensiun tidak mengenal capek dan bersedia mengabdikan diri lagi di PT.PINDAD sebagai komisaris utama bahkan itu masih belum cukup, beliau juga masih mencalonkan dirinya menjadi ketua umum PSSI. Di pemerintahan juga begitu, bapak Mangku Made Pastika masih merelakan waktunya mengabdi sebagai gubernur Bali setelah pensiun dari polisi. Demikian juga bapak Bibit Waluyo setelah pensiun dari tentara mengabdi menjadi gubernur Jateng. Sungguh luar biasa.

Mau tahu yang lebih dahsyat? Banyak diantara putra-putri terbaik bangsa kita merasa tidak cukup mengabdikan dirinya di satu bidang. Mereka bersedia mengorbankan waktunya untuk keluarga demi tanah air tercinta. Lihatlah betapa banyak walikota dan bupati yang peduli dengan sepakbola bahkan terjun langsung menjadi manajer tim sepakbola kebanggaan wilayahnya. sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana lelahnya mereka, tetapi mereka melakukannya dengan senang hati untuk ibu pertiwi.

Di dunia pendidikan juga sama. Seorang dosen perguruan tinggi negeri (PTN) dengan rela juga mengajar di perguruan tinggi lain. Mereka adalah guru yang tidak pelit membagi ilmunya. Selain itu mereka juga mampu secara tidak langsung mengajari mahasiswanya untuk mandiri dan mempunyai inisiatif. Mahasiswa  PTN mulai belajar dan praktikum mandiri di bawah asisten-asisten dosen. Mahasiswa juga bisa mengambil inisiatif sendiri untuk menemui dosennya di kampus perguruan tinggi lain jika sang dosen tidak ada di tempat. Hal ini akan berguna di dunia kerja kelak. Terima kasih bapak dan ibu dosen.

Fakta ini seharusnya membuat kita bangga menjadi rakyat negeri ini. Kita memiliki putra-putri terbaik yang pengabdiannya melampaui apa yang diharapkan. Tanpa diminta mereka menyerahkan hidupnya demi kemajuan ibu pertiwi. Dan hasilnya kita tumbuh menjadi bangsa yang jalan di tempat.

3 komentar:

  1. haduh ,sungguh betul betul rajin ya mereka ini,hidup diisi dengan kerja yang tak kenal lelah bahkan tak kenal batasan ,sampai sampai mati pun masih kerja dineraka sana ....jahannam...

    BalasHapus

terimakasih telah berkunjung dan berkomentar...