baca dan artikan saja dengan bebas, karena anda adalah raja di blog ini. Kalau anda mempunyai pendapat sampaikan saja, dan ingat bahwa anda tidak harus setuju dengan tulisan-tulisan saya, pendapat yang berbeda justru akan memperluas wawasan saya. Terakhir tentu saja saya harus berterima kasih atas kunjungan anda di blog ini....

Ayo mandi....

Jika ada sesuatu yang harus kita ratapi di dunia ini, hal itu bukanlah kesedihan tetapi justru adalah kebahagiaan. Mungkin anda berkata hanya orang gila yang merayakan kesedihan dan meratapi kebahagiaan, tetapi bukankah 10 november yang tiap tahun kita rayakan sebagai hari pahlawan adalah peristiwa tentang kesedihan dan kekalahan?? Dan sejarah akhirnya mencatat kekalahan dan kesedihan yang terjadi pada 10 november 1945 itu justru menggelorakan semangat kita untuk bersatu dan bangkit, tidak menjerumuskan kita ke dalam jurang kesedihan yang lebih dalam lagi. Kemudian lihatlah orang-orang yang merayakan kebahagian justru di akhir episode hidupnya justru hidup penuh kesengsaraan, cibiran, cemooh, dan terpaksa harus hidup dalam persembunyian. Nazaruddin dan Nunun Nurbaeti merayakan hidupnya yang bahagia dan penuh kemudahan tetapi berakhir dengan kesengsaraan, padahal dia telah membelanjakan begitu banyak uang untuk melanggengkan kebahagiaannya itu.

Ada satu hukum yang tidak bisa disangkal, bahwa tidak ada yang kekal di dunia ini. Nazaruddin dan Nunun mungkin saja merasa telah berjaya mengakali Hukum Negara, tetapi Hukum yang satu ini akan mengejar mereka bahkan jika mereka bersembunyi di lubang semut sekali pun. Bahwa semua kesedihan akan berakhir adalah pasti, dan akhir dari kesedihan adalah awal kebahagiaan. Begitu pula semua kebahagiaan akan berakhir sebagai awal dari kesedihan.


Jadi mulai saat ini berhentilah meratapi kesedihan dan kekalahan tetapi rayakanlah karena hal ini berarti kebahagiaan hanya tinggal menunggu waktu. Kapan itu?? Cepat atau lambatnya tergantung seberapa cepat kita bertransformasi. Jika kita terlalu lama melumuri jiwa kita dengan lumpur kesedihan maka akan lama pula waktu yang kita butuhkan untuk mandi membersihkannya. Jika kita terlalu menghayati tangisan kekalahan kita, maka akan lama pula waktu yang kita perlukan untuk menyegarkan lagi lebam-lebam di mata kita. Kebahagian akan datang jika jiwa kita bersih. Kemenangan akan hadir jika pandangan kita luas. 

Dalam konteks negara, pernahkah kita bertanya ke dalam hati sendiri bahwa mungkin saja ada andil kita terhadap berbagai berita kesedihan dan kekalahan yang datang silih berganti seakan-akan kita tidak pantas untuk menang dan bahagia?? Kita dijajah Belanda 350 tahun dan dijajah Jepang 3,5 tahun kemudian secara de yure kita merdeka sejak tahun 1945. Tetapi secara de facto banyak diantara kita yang meragukan kemerdekaan itu sudah benar-benar kita peroleh. Kemiskian, kebodohan, dan ketidakadilan masih terlalu umum di negara kita. Pertanyaannya kenapa hal ini bisa terjadi?? Jawaban saya : kita semua belum mandi !! Bahkan sebagian besar dari kita mungin saja masih menangis di pojokan meratapi kekalahan. Inilah andil kita sehingga negara ini selalu memperoleh kekalahan dan kesedihan betapa pun keras usaha yang sudah dilakukan.

Tulisan ini bukan untuk mengajak anda mengkerutkan kening memikirkan negara. Biarlah para ahlinya melakukan itu. Lagipula kita sudah sepakat berbagi peran, ada yang jadi pejabat ada yang jadi rakyat. Sebagai rakyat marilah kita berhenti menangis, kemudian mandi bersihkan diri dan jiwa menyiapkan kemenangan dan kebahagiaan yang pasti akan datang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah berkunjung dan berkomentar...