Maafkan aku ayah, keputusan sudah kubuat
tidak mungkin ingkar yang sudah terucap
karena seperti katamu : ujung lidah tempatnya integritas
memang aku terlalu hijau dibanding tuanya kehidupan
perjalananku pun tiada sejengkal dibanding langkahmu
tapi aku terhimpit dan aku memilih maju
aku tidak pernah tahu apakah ini benar
bisa jadi malah salah
tapi sepintarnya aku menimbang, hari esok tetaplah sebuah kejutan
jika yang terburuk terjadi, tegar kuhadapi
jika kebaikan yang kuterima, wajib kusyukuri
karena dalam darah anakmu, mengalir doa-doamu
maafkan aku ayah, jalan yang kuambil tidak untuk membangkangmu
semuanya kulakukan di atas prinsip-prinsipmu
karena aku adalah cermin keteguhanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkunjung dan berkomentar...