baca dan artikan saja dengan bebas, karena anda adalah raja di blog ini. Kalau anda mempunyai pendapat sampaikan saja, dan ingat bahwa anda tidak harus setuju dengan tulisan-tulisan saya, pendapat yang berbeda justru akan memperluas wawasan saya. Terakhir tentu saja saya harus berterima kasih atas kunjungan anda di blog ini....
Ayo kita bongkar dinding batu itu..!!!
jelas kulihat di matamu...
pancaran perasaan yang bergetar juga di hatiku....
teman jangan pernah berhenti mencoba....
ini semua bukan hanya tentang kita.....
ayo kita bongkar dinding batu itu....
sudah terlalu lama hidup kita terbelenggu.....
bukalah jalan untuk mereka di belakang kita....
menggapai cahaya yang tak pernah untuk kita....
mungkin saja kepalan tangan kita tidak cukup besar...
mungkin cita-cita dan harapan kita hanya tinggal cerita....
tapi apakah kau biarkan ini terulang untuk mereka...
anak-anak surga tempat kita titipkan asa....
semakin jelas kulihat di matamu...
pancaran perasaan yang bergetar juga di hatiku...
teman jangan padamkan asa itu...
ini semua terlalu lama menjadi tabu...
jika putaran jaman tidak cukup membantu...
jika tajamnya nalar dan akal tidak juga mampu...
bukan alasan untuk ikut membeku....
dalam belenggu ilmu yang semakin semu....
teman,langkah kita semakin jauh tertinggal...
cahaya itu semakin redup menghilang...
percepat langkahmu kuatkan hatimu...
ayo kita hancurkan batu-batu itu.....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
emang kalo kita pernah merasakan merantau di negeri orang (diluar Bali) kita baru tau arti hidup dan bgmana peliknya sosbud di tanah kelahiran kita itu...aku rasa Bali perlu berubah...Ajeg bali berarti mempertahankan tradisi budaya Bali yg melah..
BalasHapus@my inspiration :..iya...kadang kita semua terlena dgn pujian betapa bagusnya budaya kita shg banyak orang termasuk kita justru tenggelam oleh budaya itu sendiri....padahal kalo kita mau jujur budaya bali itu sepanjang jaman terus berubah..dan budaya yg kita warisi saat ini adalah pengembangan atau mungkin penyesuaian dengan kondisi masyarakat saat budaya itu mulai eksis......dengan fakta itu seharusnya bukan hal yg tabu kalo kita melakukan penyesuaian2 budaya yg kita warisi itu dengan kondisi saat ini sepanjang nilai filosofisnya tetap dijaga....ajeg bali bukan berarti stagnan atau malah pasrah menerima begitu saja penerapan budaya yang interpretasinya dimonopoli orang2 tertentu...tetapi harus dinamis menyesuaikan jaman namun yg tetap harus ajeg adalah nilai filosofis dari budaya itu...
BalasHapus